Minggu, 12 Agustus 2012

Aku takut di "MADU"

Bagaimana sebenarnya perasaan seorang istri dengan status Istri tua....


Aku takut dengan bayangan masa depan, siapa suamiku, bagaimanakah ia, seperti apakah ia, namun apapun itu, bukan masalah harta, rupa, atau jabatan yang aku resahkan. Namun karena aku takut di madu..........

Benar adanya kalau seorang  laki-laki boleh menikah lebih dari sekali. kadang fikiranku menerawang jauh membayangkan perasaan seorang wanita bila ia di-Madu. kenyataannya aku lahir dari keluarga yang Ayahku sendiri beristri dua. dan aku adalah anak dari Istri pertama. Aku belum tau benar bagaimana perasaan Ibuku saat itu. karna usia ku yang masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Hanya sekarang.....?
Usiaku genap 22 tahun, saat perasaan ini sudah terngiang oleh bayangan seorang suami.  Dan coba menerka kehidupan berumah tangga. Seorang wanita, sejujurnya, apakah ia rela di madu....?
Ada sedikit catatan kecil di benakku, tentang kehidupan rumah tangga yakni tentang suami yang memiliki dua orang istri. Penuh dengan hinggar binggar cibiran masyarakat, ramai dengan obrolan renyah tak bersahabat. Belum di dalamnya ada cekcok ketidak seimbangan baik antara perlakuan seorang suami atau masalah jatah bulanan.
Wanita..........
Saya sendiri adalah seorang wanita. Dan status saya belum berumah tangga. Gambaran seorang wanita sangat jelas ada di benak ku. Bahwa wanita adalah sosok yang lembut hatinya, meski ia berpenampilan machoo. Wanita adalah sosok yang rapuh, meski tak jarang wanita lebih menggunakan mulutnya untuk mempertahankan diri. Wanita adalah sosok penyeyang, meski tak jarang ia memberikan kesan pemarah. Wanita, sosok yang penyabar, meski dalam kesendiriannya ia pasti luluh dalam tangisan. Wanita sosok yang tegar, meski dalam hatinya, nampak porak-poranda tak beraturan. Wanita adalah sosok yang setia, dan kesetiannya nampak ketika ia lebih memilih bertahan dengan status istri tua......

Aku jelas tak paham apa yang ada di dalam hati seorang laki-laki, bagaimana ia dengan mudah menduakan istrinya. Lepas dari permasalahan, karena iba dan ingin membantu, seperti yang Rosulullah lakukan ketia beliau menikahi seorang budak. Tapi yang ini jelas berbeda, ketika seorang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita lain sedang mereka sudah di timpa kemewahan dengan istri pertamanya . Apa yang sebenarnya mereka pikirkan, atau hanya kesenangan sesaat karena wajah yang rupawan , atau karna merasa menemukan yang lebih indah untuk dipandang mata, atau karena bosan dengan istri pertamanya, padahal ialah  yang jelas-jelas pertama kali menemani dengan setia perjalanan sang suami, dari bawah sampai ia mampu berdiri diatas. Tak terfikirkankah, apakah rumah tangganya akan lebih bahagia dari sebelumnya...?
Hhhh........... laki-laki,
Aku benar bangga kepada mereka, para istri yang rela mengijinkan suaminya menikah kembali dengan wanita lain. Aku sangat terharu pada mereka, para istri yang ikhlas karena mengijinkan satu-satunya cinta dalam dirinya kini membagi kasih dengan orang lain. Dengan dalil syariat islam, bahwa Allah memulyakan seorang istri yang mengijinkan suaminya menikah kembali yang bahasa trennya adalah berpoligami.
sedang aku, mampukah aku seperti itu kelak...? bila suamiku ternyata memutuskan untuk berpoligami...?
Jujur aku katakan TIDAK....!
Meski ia, sang istri mengatakan rela, namun hatinya, bagaimana rasa sakitnya. Meski ia, sang istri mengatakan ikhlas, namun rintih remuk tubuhnya, adakah yang tau....? hanya wanitalah yang bisa merasakannya. Aku sendiri pernah menyayangi seseorang, ketika ku tau ia mendiakan aku, betapa sakit benar hatiku. Sedang dulu status kami hanyalah berpacaran. Karna jujur ku akui, aku dahulu belum paham benar bagaimana islam mengatur sebuah hubungan yang mulia. Bukan hanya sekedar pelampiasan rasa sayang namun tanpa ikatan.
Aku ingat rasa sakit dan perih ketika kesetiaanku terbuang sia-sia, yang aku sayangi menduakan aku, sedang kutanam dalam-dalam hanya untuk dia cintaku ini. Dan dia ternyata menduakan aku denga orang lain. Dia yang aku sayangi meski mengatakan benar-benar mencintaiku, namun tetap saja aku merasa dia sudah menhancurkan hatiku. Sangat perih, sangat dalam, bahkan butuh waktu panjang untuk benar-benar melupakan peristiwa itu.  Yahh... saat itu adalah saat aku pertama kalinya mecintai seorang laki-laki  dengan sangat dalam hingga ikatan itu berstatus berpacaran. Sekarang, bagaimana bila kasusnya adalah sebuah ikatan yang jelas-jelas benar di mata Allah, namun sang suami memutuskan untuk membagi cinta dan kasihnya, bagaimana rasanya...? ataukah mungkin karena dulu aku belum benar-benar mencintai Islam, atau karena dulu aku menjalin hubungan yang dilarang. Sehingga rasanya begitu sakit ketika dihianati sang kekasih...!
Hhhhh..... aku benar tak paham.....
Aku ingin suamiku setia dengan pengorbananku, aku ingin ia menemaniku sampai akhir kehidupan ku, sampai itu pulalah kesetiaanku tertanan dalam hatiku. Aku ingin ia adalah sosok satu-satunya bagi anak-anak ku. aku ingin kisah ku tak terbagi dengan orang lain, dan satu alasan yang meguatkan aku adalah, aku tak ingin mengulang kisah almarhum ibuku.....
 Salam ukhuwah,untukmu ikhwahfillah
Bila telah yakin kau untuk meminang seorang wanita, maka yakinkan ia, apapun yang terjadi , kesetiaan itu akan terus tertanan dalam dirimu... karena, benar kau tak paham bagaimana perasaannya, bagaimana dengan kami, kamipun tak tau apa yang ada dalam pikiran mu......

Bandar lampung, 25 Juli 2012

Tidak ada komentar: