Bagaimana sebenarnya perasaan seorang istri dengan status Istri tua....
Aku takut dengan bayangan masa depan,
siapa suamiku, bagaimanakah ia, seperti apakah ia, namun apapun itu, bukan
masalah harta, rupa, atau jabatan yang aku resahkan. Namun karena aku takut di
madu..........
Benar
adanya kalau seorang laki-laki boleh menikah lebih dari sekali. kadang
fikiranku menerawang jauh membayangkan perasaan seorang wanita bila ia di-Madu.
kenyataannya aku lahir dari keluarga yang Ayahku sendiri beristri dua. dan aku
adalah anak dari Istri pertama. Aku belum tau benar bagaimana perasaan Ibuku
saat itu. karna usia ku yang masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Hanya
sekarang.....?
Usiaku
genap 22 tahun, saat perasaan ini sudah terngiang oleh bayangan seorang
suami. Dan coba menerka kehidupan berumah
tangga. Seorang wanita, sejujurnya, apakah ia rela di madu....?
Ada
sedikit catatan kecil di benakku, tentang kehidupan rumah tangga yakni tentang
suami yang memiliki dua orang istri. Penuh dengan hinggar binggar cibiran
masyarakat, ramai dengan obrolan renyah tak bersahabat. Belum di dalamnya ada
cekcok ketidak seimbangan baik antara perlakuan seorang suami atau masalah
jatah bulanan.
Wanita..........
Saya
sendiri adalah seorang wanita. Dan status saya belum berumah tangga. Gambaran
seorang wanita sangat jelas ada di benak ku. Bahwa wanita adalah sosok yang
lembut hatinya, meski ia berpenampilan machoo.
Wanita adalah sosok yang rapuh, meski tak jarang wanita lebih menggunakan
mulutnya untuk mempertahankan diri. Wanita adalah sosok penyeyang, meski tak
jarang ia memberikan kesan pemarah. Wanita, sosok yang penyabar, meski dalam
kesendiriannya ia pasti luluh dalam tangisan. Wanita sosok yang tegar, meski
dalam hatinya, nampak porak-poranda tak beraturan. Wanita adalah sosok yang
setia, dan kesetiannya nampak ketika ia lebih memilih bertahan dengan status
istri tua......
Aku
jelas tak paham apa yang ada di dalam hati seorang laki-laki, bagaimana ia
dengan mudah menduakan istrinya. Lepas dari permasalahan, karena iba dan ingin
membantu, seperti yang Rosulullah lakukan ketia beliau menikahi seorang budak.
Tapi yang ini jelas berbeda, ketika seorang suami memutuskan untuk menikah lagi
dengan wanita lain sedang mereka sudah di timpa kemewahan dengan istri
pertamanya . Apa yang sebenarnya mereka pikirkan, atau hanya kesenangan sesaat
karena wajah yang rupawan , atau karna merasa menemukan yang lebih indah untuk
dipandang mata, atau karena bosan dengan istri pertamanya, padahal ialah yang jelas-jelas pertama kali menemani dengan
setia perjalanan sang suami, dari bawah sampai ia mampu berdiri diatas. Tak
terfikirkankah, apakah rumah tangganya akan lebih bahagia dari sebelumnya...?
Hhhh...........
laki-laki,
Aku
benar bangga kepada mereka, para istri yang rela mengijinkan suaminya menikah
kembali dengan wanita lain. Aku sangat terharu pada mereka, para istri yang
ikhlas karena mengijinkan satu-satunya cinta dalam dirinya kini membagi kasih
dengan orang lain. Dengan dalil syariat islam, bahwa Allah memulyakan seorang istri
yang mengijinkan suaminya menikah kembali yang bahasa trennya adalah
berpoligami.
sedang
aku, mampukah aku seperti itu kelak...? bila suamiku ternyata memutuskan untuk
berpoligami...?
Jujur
aku katakan TIDAK....!
Meski
ia, sang istri mengatakan rela, namun hatinya, bagaimana rasa sakitnya. Meski
ia, sang istri mengatakan ikhlas, namun rintih remuk tubuhnya, adakah yang
tau....? hanya wanitalah yang bisa merasakannya. Aku sendiri pernah menyayangi
seseorang, ketika ku tau ia mendiakan aku, betapa sakit benar hatiku. Sedang
dulu status kami hanyalah berpacaran. Karna jujur ku akui, aku dahulu belum
paham benar bagaimana islam mengatur sebuah hubungan yang mulia. Bukan hanya
sekedar pelampiasan rasa sayang namun tanpa ikatan.
Aku
ingat rasa sakit dan perih ketika kesetiaanku terbuang sia-sia, yang aku
sayangi menduakan aku, sedang kutanam dalam-dalam hanya untuk dia cintaku ini.
Dan dia ternyata menduakan aku denga orang lain. Dia yang aku sayangi meski
mengatakan benar-benar mencintaiku, namun tetap saja aku merasa dia sudah
menhancurkan hatiku. Sangat perih, sangat dalam, bahkan butuh waktu panjang
untuk benar-benar melupakan peristiwa itu. Yahh... saat itu adalah saat aku pertama
kalinya mecintai seorang laki-laki dengan sangat dalam hingga ikatan itu berstatus
berpacaran. Sekarang, bagaimana bila kasusnya adalah sebuah ikatan yang
jelas-jelas benar di mata Allah, namun sang suami memutuskan untuk membagi
cinta dan kasihnya, bagaimana rasanya...? ataukah mungkin karena dulu aku belum
benar-benar mencintai Islam, atau karena dulu aku menjalin hubungan yang
dilarang. Sehingga rasanya begitu sakit ketika dihianati sang kekasih...!
Hhhhh.....
aku benar tak paham.....
Aku
ingin suamiku setia dengan pengorbananku, aku ingin ia menemaniku sampai akhir
kehidupan ku, sampai itu pulalah kesetiaanku tertanan dalam hatiku. Aku ingin
ia adalah sosok satu-satunya bagi anak-anak ku. aku ingin kisah ku tak terbagi
dengan orang lain, dan satu alasan yang meguatkan aku adalah, aku tak ingin
mengulang kisah almarhum ibuku.....
Salam ukhuwah,untukmu ikhwahfillah
Bila
telah yakin kau untuk meminang seorang wanita, maka yakinkan ia, apapun yang
terjadi , kesetiaan itu akan terus tertanan dalam dirimu... karena, benar kau
tak paham bagaimana perasaannya, bagaimana dengan kami, kamipun tak tau apa
yang ada dalam pikiran mu......
Bandar
lampung, 25 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar