Menikah.....
Siapa
yang tak menginginkan, namun bagaimana kita tau suami kita adalah jodoh kita,
sedang sekarang marak dengan kasus perceraian. Seolah-olah pernikahan adalah
suatu permainan sesaat hanya untuk membenarkan suatu hubungan, lalu dimana
Jodoh itu berada
Pernah
dalam suatu perbincangan aku dihadapkan oleh pertanyaan seputar jodoh. Bila
menikah bagaimana kriteria pasangan yang aku inginkan, maka ku jawab dengan
sederhana “ia dalah seorang pria yang
tampan, tinggi, putih, dan kaya”..sontak orang itupun terperajat, matre
juga di kira aku ini sedang parasku dipandangnya tak terlalu cantik ukurannya,
namun permintaanku sangatlah tinggi, kemudian kujelaskan “ia adalah seorang pria yang tampan, bukan sekedar parasnya tapi juga wibawanya, ia adalah yang
tinggi akan iman, sehingga ia mampu menuntun ku untuk menjaga dan meningkatkan
keimananku, ia adalah seorang yang putih hatinya, meski tak luput dari
kekhilafan, namun isinya kita adalah saling mensucikan hati, dia adalah orang
yang aya, kaya akan sedekah, meski tak pandang dari harta yang melimpa”. Kemudian
iapun tersenyum tanda sebuah penghargaan. Lanjut kepada pembicaraan, kapan
jodoh itu datang, dan kujawab sekenanya “ya
sekarangpun bisa jodoh itu datang”.... mukanya berkerut tanda keheranan, “lalu bagaimana kita tau kalau ia jodoh
kita”. Ia menimpal. Hmmmm sembari ku berfikir kemudian lepas akupun
menjawab “ketika kita percaya, saat
fitrah mencintai seseorang datang, dan begitu juga dengan dirinya, dengan
fitrah yang jatuh kepada kita sehingga timbul rasa sayang kepada kita, saat
itulah salah satu tanda bahwa jodoh kita datang atau bisa jadi itu hanyalah
sebuah godaan. Jangan bertanya kok bisa begitu, ya bisa...!, mencintai
seseorang adalah godaan plus sebagai pertanda bahwa bisa jadi ia adalah jodoh
kita, maksudnya, ketika ada dua orang saling menyayangi, dan rasa sayangnya
sudah terungkapkan dengan jelas, namun kemuadian rasa sayang itu direalisasikan
dalam hubungan terlarang (pacaran) itulah pertanda bahwa kita tak dapat menahan
godaan. Namun ketika kita mampu membawa fitrah itu kejalan yang Mulia, itulah
pertanda jodoh kita telah datang”. Kerut di dahinya semakin menjadi, ia
mulai bingung nampaknya, “kalau kasusnya
belum berani menikah tapi dua-duanya saling sayang gimana..”..... kembali
ia bertanya “itu tantangan” jawab ku
tegas.... dan kali ini aku sedikit
puas, karena ia nampak bingung akan bertanya apa lagi.... aku kemudian
menerangkan sedikit sepengetahuan ku “ketika
kita belum berani membawa fitah itu kedalam pernikahan itu adalah tantangan,
tantangan bagaimana meyakinkah diri kita dan percaya kepada Allah, bahwa bila
benar ia jodoh kita, Allah pasti akan mempertemukan kita, bila memang tidak di
pertemukan tau semisal ternyata ada yang menikah duluan, percayalah bahwa ada yang
lebih baik yang akan Allah berikan kepada kita ”.....dia mengangguk kecil.
Setidaknya aku tau ia mulai paham dengan kata-kataku. “kalau begitu, jodoh itu apa”..... ia bertanya kembali. Hhhhhh
helaan nafasku semoga bisa menemukan jawaban....bismillah bisiku dalam hati “jodoh adalah ketika kita mampu membawa
sebuah ikatan kedalam pernikahan, dan mampu mempertahankan apapun yang akan
terjadi nanti, karna di dalamnya ada unsur saling menghargai, saling mengerti,
kejujuran dan kesetiaan”. jawab ku puas... anggukan keduanya semakin
meyakinkan ku bahwa ia telah paham dengan pembahasan tentang jodoh hari ini,
tapi ternyata tidak juga, masih juga ia bertanya “lalu, bagaimana dengan orang yang menikah karena paksaan, atau menikah
karena terpaksa dan bukan dengan orang yang ia cintai...?”. aku pernah
menemukan kasus ini, setidaknya peristiwa itu sedikit membantuku untuk menjawab
pertanyaan ini “hmmm, bila ia menikah
karena terpaksa atau dipaksa, dan jelas yang ia nikahi bukanlah orang yang ia
cintai, itulah tantangan. Tantangan bagi kita untuk bisa mempertahankan rumah
tangga kita yang terlanjur tejalin, dengan jalan Allahlah sebagai pacuan.
Ketika kita menanamkan rasa saling menghargai, saling mengerti, kejujuran dan
kesetiaan, insyallah Allah akan memberikan jalan kepada kita”. Ohhhh ya ya
ya..... ia tersenyum puas “hmmm... mbak,
bisa gak kita menemukan jodoh yang sesuai dengan keinginan kita...?”. “sangat bisa” kataku, “Allah memberikan jodoh tak lepas dari
bagaimana kepribadian kita, akhlak kita, iman kita, ikhtiar kita, kelakuan
kita, dan semuanya tak jauh-jauh dari bagaimana keberadaan kita di mata Allah,
bila kita meminta orang yang baik, maka jadilah orang baik. Karena orang baik
pasti hanya mau dengan orang baik, pun dengan Allah menjanjikan dalan sebuah
ayat yang berbunyi , lali-laki baik dalah untuk perempuan yang baik, begitu
pula sebaliknya. Jodoh ituada dimana-mana..”!. kerut di dahinya nampak kembali, maka sebelum
ia bertanya akupun segera meneruskan pembicaraan, “jodoh itu ada dimana-mana, jodoh gak cuman satu, jodoh bukan sebatas
tulang rusuk, bahkan kita bisa menemukan tulang rusuk itu dimana-mana, dan yang
saya yakini bahwa tulang rusuk itu bisa tertukar, setidaknya itu yang aku tau,
karena apa...? karena bila akhlak kita buruk, maka tak lepas kitapun akan
menemukan seseorang yang berkahlak butuk, namun bila kita perlahan merubah
perangai kita, maka saat itu juga Allah merubah jodoh kita. Allah menurunkan
jodoh berdasarkan kadar diri kita sebatas apa, hingga mampu mendapatkan yang
sesuai dengan kadar diri kita sendiri, orang miskin mendapatkan orang kaya,
bukan dilihat dari kadar kekayaannya, tapi Allah melihat kadar keimanannya”. Lalu
gimana mbak dengan kisah seorang yang alim, tapi ia mendapatkan orang yang
begajulan, kemudian saya jawab dengan candaan renyah “hohohoh, bisa jadi memang sejatinya ia punya perangai yang begajulan
sehingga Allah menurunkan orang yang begajulan, atau... bisa jadi orang yang
begajulan tadi ingin merubah perilakunya, sehingga tertanamlah sifat baik dalam
dirinya, dan Allah menjadikan orang alim tersebut sebagai perantara untuk ia
menjadi lebih baik”. Ia pun tersenyum puas, dan perbincangan kita
terhenti..
Semoga
bermanfaat
Bandar
Lampung, 26 Juli 2012
2 komentar:
ehem.,.,ehem.,.,
apa.............??? ngikuttt aja
Posting Komentar