Book series "Mutiara Hati" By Qoriatul Hayati
Kekuatan yang sebenarnya
adalah ketika Anda mampu menjaga senyuman terhadap apapun yang terjadi dalam hidup Anda.
ð
Kekuatan bukanlah satu-satunya keunggulan yang diturunkan kepada manusia. Setiap orang
memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Dimana letak kekuatan tersebut, ada yang
mengatakan bahwa ketika seseorang mampu mengalahkan lawannya dengan sekali
pukul, maka ia telah memiliki kekuatan yang istimewa. Kekuatan yang demikian
adalah kekuatan yang didapat bukan dengan tanpa kerja keras. Sebelum
mendapatkan kekuatan tersebut, ia terlebih dahulu harus merasakan banyak
pukulan, agar ia mengerti pukulan sebesar apa yang mampu menjatuhkan sang
lawan. Kekuatan seperti itu saja belumlah cukup untuk menjadikan dirinya
istimewa. Ada satu kekuatan yang harus ia kuasai, yakni kekuatan melawan diri
sendiri dan mengendalikan emosi. Karena seseorang belum bisa dikatakan telah
mengalahkan lawan dengan istimewa bila ia belum mampu menguasai dirinya dengan
mengalahkan emosinya saat menghadapi sang lawan. Ada banyak film dan cerita
yang mengisahkan sang pendekar yang selalu kalah diawal pertandingan, hanya
karena sang pendekar terlalu berambisi untuk menjatuhkan sang lawan. Alih-alih mengalahkan
sang lawan, belum maju lima langkah ia sudah berdarah-darah. Sampai ia
memahami, bahwa yang paling utama bukan seberapa besar otot namun juga
membesarkan hati dan melapangkan dada dalam mengendalikan emosi, barulah
diakhir seri ia mampu mengalahkan lawan. Cukup seru bukan, saya termasuk orang
yang menggemari film laga seri, dan saya juga sudah melihat banyak cerita yang
alurnya persis seperti cerita di atas. Saya tidak sedang mengajak Anda untuk
menjadi petarung yang hebat, atau menjadi pendekar yang mampu menjatuhkan lawan
dengan pukulan Anda, namun saya akan mengajak Anda untuk memahami poin utama
pada note ini, bahwa kekuatan yang sebenarnya bukan saat Anda
menang dalam pertarungan bela diri atau Anda mampu mengalahkan lawan Anda
dengan pukulan Anda. Kekuatan yang sebenarnya adalah ketika Anda mampu mengendalikan
rasa sakit ketika hidup Anda terasa sulit.
“Karena seseorang belum bisa dikatakan telah mengalahkan
lawannya dengan istimewa bila ia belum mampu
menguasai dirinya dengan mengalahkan emosinya saat menghadapi sang lawan”
ð
Hidup adalah seni.
Ya, seperti layaknya seorang pelukis dalam menciptakan lukisan yang istimewa,
ia pasti akan menemukan titik kesukaran dalam menggambar objek. Namun, ketika
ia mengeluh atau bahkan menyerah , maka lukisannya tidak akan terbentuk dengan
baik. Untuk itu, sang pelukis paham, selulit apapun objek yang ia gambar, ia akan
menjaga pikirannya untuk tetap tenang. Agar lukisannya menjadi karya yang
istimewa. Seperti halnya Pablo Picaso, seorang pelukis legendaris yang mampu
menghasilkan mahakarya dalam waktu 30 detik. Sebelum ia mampu menghasilkan
mahakarya dalam waktu 30 detik , ia membutuhkan waktu 30 tahun untuk melatih
diri dan mengendalikan emosi agar ia mampu menyelesaikan lukisannya dalam waktu
30 detik.
ð
Sama halnya dengan yang terjadi dalam kehidupan, Andapun dapat dengan
mudah dikalahkan oleh diri sendiri, bahkan Anda dapat dapat dibuatnya terlalu
hanyut dalam permasalahan sampai Anda melupakan satu hal, bahwa Anda ternyata
belum tersenyum. Indikasi lemahnya Anda, ketika Anda telah kalah melawan emosi negative
yang membuat kepala Anda terasa panas dan gatal. Sampai akhirnya, tanpa
sadar Anda telah disibukkan dengan kesulitan
hidup yang tida kunjung
selesai, bahkan semakin menumpuk. Berhenti bertindak demikian. Tersenyumlah kawan, tersenyum dapat mencairan
hawa panas dalam diri Anda, dan dengan tersenyum Anda akan tahu bahwa segalanya sangatlah
mudah untuk dilalui . Tersenyumlah, kemudian bawa senyuman Anda
mengelilingi area sekitar Anda, tunjukan senyuman itu
kepada sahabat Anda, saudara Anda, orang-orang yang Anda cintai, bahkan setiap
orang yang Anda temui. Kemudian Anda akan mendapati, bahwa hidup terlalu sempit
untuk dilalui dengan memikirkan kesakitan hidup. Itulah kekuatan Anda yang sebenarnya. Saat Anda dapat
melalui kesakitan Anda dengan mengalahkan emosi negative dan menggantinya
dengan senyuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar